cover
Contact Name
Titik Rahmawati
Contact Email
sawwa@walisongo.ac.id
Phone
+6281249681044
Journal Mail Official
sawwa@walisongo.ac.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Jl. Prof. Hamka - Kampus 3, Tambakaji Ngaliyan 50185, Semarang,Indonesia
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Sawwa: Jurnal Studi Gender
ISSN : 19785623     EISSN : 2581121     DOI : 10.21580/sa
Core Subject : Social,
Sawwa: Jurnal Studi Gender focuses on topics related to gender and child issues. We aim to disseminate research and current developments on these issues. We invite manuscripts on gender and child topics in any perspectives, such as religion, economics, culture, history, education, law, art, communication, politics, and theology, etc. We look forward to having contributions from scholars and researchers of various disciplines
Articles 21 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 2 (2015): April 2015" : 21 Documents clear
MENGOBATI LUKA ANAK KORBAN PERCERAIAN MELALUI PEMAAFAN Hikmah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.367 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1433

Abstract

Stress bias terjadi dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun. Salah satu stress dirasakan oleh anak-anak. Sebagian besar anak yang tumbuh dalam keluarga yang bercerai akan mengalami stress berat beresiko mengembangkan masalah masalah perilaku misalnya juvenil delequency, mall adjusment dll. Pemaafan sangat dibutuhkan bagi anak untuk mengelola dan menanggulangi disstres yang dirasakan. Alur yang ditawarkan oleh pemaafan mengarahkan anak untuk menekankan jalan damai dan cinta kasih untuk mengatasi rasa sakit yang dialami. Anak tidak lagi menimpakan beban kesalahan pada orang lain, dan dapat melihat bahwa hal yang lebih penting adalah berusaha mencapai perasaan dan kondisi damai itu sendiri. Perlu upaya mengurangi perasaan dengan menggunakan faktor analisis, mendapatkan tiga aspek kesiapan memaafkan, yaitu pemaafan versus balas dendam, situasi pribadi dan sosial, dan halangan terhadap pemaafan.  
MENGEMBANGKAN POTENSI ANAK: Antara Mengembangkan Bakat dan Ekploitasi Nihayah, Ulin
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.066 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1429

Abstract

Pengembangan potensi anak melalui pengembangan bakat minat salah satunya dilakukan dengan mengikuti acara ajang pencarian bakat minat ditelevisi. Hal ini menimbulkan dilematis, dengan tujuan ingin mengembangkan potensi yang ada, anak lebih cepat terkenal dan mendapatkan karir dalam dunia hiburan anak juga menjadi korban eksploitasi. Ironisnya mereka tidak tahu atau mungkin tidak sadar atas apa yang telah hilang di kehidupan mereka, kesempatan untuk belajar secara optimal dan masa-masa bermain mereka karena terlalu terfosir dalam melakukan pekerjaan mereka. Bukan itu saja, pengembangan potensi anak dengan beberapa ajang ter­sebut, dianggap oleh masyarakat sebagai hal yang lumrah, bahkan di­jadikan alasan bagi pendidikan anak agar mampu mandiri di masa dewasanya kelak, padahal hal tersebut merupakan sebuah eks­ploitasi anak.
SECERCAH PANDANG MENGUNGKAP KASUS NIKAH SIRRI DI INDONESIA Muhajarah, Kurnia
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.795 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1434

Abstract

Salah satu bentuk pelecehan terhadap perempuan yang dapat menghilangkan hak-haknya adalah nikah sirri, yakni melaksanakan pernikahan rahasia. Bahkan tidak jarang terjadi lahir hubungan seks di luar pernikahan dengan dalih nikah sirri. Inilah yang kemudian me­lahir­kan istilah lelaki dan perempuan piaraan. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hasil pembahasan me­nunjuk­kan bahwa beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran makna suci pernikahan. Fenomena ini ditandai dengan maraknya prosesi nikah sirri atau nikah di bawah tangan. Ada berbagai pendapat di kalangan ulama mengenai halal tidaknya nikah sirri ini. Sebagian ulama menilai pernikahan sirri dihalalkan asal memenuhi syarat dan rukun nikah oleh negara. Nikah sirri selain berpotensi menimbulkan fitnah, juga secara hukum sangat merugikan kaum wanita. Meski "sah" menurut agama, namun pernikahan sirri  tidak barakah (berkah) dan luput dari perlindungan hukum perkawinan. Dengan buku nikah menjadi bukti pernikahan yang dilakukan telah dicatat oleh negara. Suami dan isteri mempunyai hak yang sama dalam hukum per­kawinan. 
PENDIDIKAN WANITA DALAM PERSPEKTIF KAUM FEMINIS Fihris, Fihris
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.612 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1430

Abstract

Education is a highly recommended in Islam, clearly Quran and hadith does not differentiate between men and women in providing educational opportunities. Both sexes are equally have rights and obligations in the scientific world. Acquisition of knowledge is a funda-mental right of every human being without distinction of sex. Thus, the general view of the Quran in terms of gender relations, in particular on the role and status of women, is very positive and constructive. Basically, the content and substance of the teachings of Islam is emphasized the spirit of equality and justice, the under-standing of this widely becoming a very urgent matter. Therefore it needs a thorough understanding of (univer-sal) in internalize the teachings of Islam so there will not arise any understanding and interpretation. A variety of data indicate how lame scientist male and female in the history of the Islamic world. There are a number of characters who are trying to think of womens educa-tion, but not enough to increase the quantity of educated women. Some figures in question is the feminist who thinks that women are entitled to the same education as men. Eventually this becomes a spectacular movement, both Islamic and Western feminists. 
PEMBELAJARAN PERKALIAN PECAHAN BIASA BERBANTU MEDIA BENDA KONKRET: Studi Kasus Perbedaan Gender terhadap Kemampuan Matematika Siswa Kelas V SDN Sambiroto 3 Semarang Purwanti, Kristi Liani
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.438 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1431

Abstract

AbstrakPembelajaran operasi kali dua pecahan di sekolah dasar masih menggunakan cara instan. Pembelajaran dengan cara tidak menggenal konsep dasar matematika, teringatnya tidak akan lama dibandingan menggunakan media pembelajaran. Didalam pembelajaran juga berdasarkan teori belajarnya Bruner yang bisa digunakan dalam pembelajaran perkalian pecahan. Anak diajak menemukan secara langsung konsep perkaliannya. Media yang digunakan hanya se­lembar kertas HVS, ini merupakan tahap enaktif dari teori belajaran Bruner. Setelah anak mulai mengerti bagaimana membuat perkalian pecahan dengan kertas HVS, dilanjutkan dengan menggambar pada kertas berpetak, ini merupakan tahap ikonik di dalam teori belajar Bruner. Terakhir tahap simbolik anak menggunakan simbol secara langsung tentang perkalian pecahan. Pembelajaran ini diterapkan pada anak kelas 5 di SDN Sambiroto Tembalang Semarang dapat meningkatkan hasil pemahaman anak perempuan dan anak laki-laki terhadap perkalian pecahan. Kemampuan anak laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan. Hasil evaluasi sama, saat proses berbeda ada kecenderungan anak perempuan lebih cepat menguasi dibandingkan anak laki-laki
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KESADARAN BERAGAMA ANAK JALANAN Hasanah, Hasyim
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.853 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1432

Abstract

Kesadaran beragama merupakan salah satu unsur penting dalam ke­hidupan seseorang. Kesadaran beragama anak jalanan merupakan konseptualisasi watak keberagamaan yang dibentuk individu menjadi identitas personalnya. Kesadaran beragama yang berkembang saat ini dapat dipengaruhi banyak faktor, baik bersifat internal maupun eksternal. Anak jalanan dapat mengembangkan kesadaran beragama yang positif jika mampu memunculkan motivasi dan mendapat dukungan. Motivasi spiritual adalah salah satu jenis motivasi yang me­miliki kontribusi membangun kesadaran beragama, hal sama di­beri­­kan oleh dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kon­tribusi faktor internal dan eksternal dalam membentuk kesadaran ber­agama, yaitu aspek motivasional dan dukungan sosial. Aspek motiva­sional yang biasanya diarahkan pada tema keberagamaan adalah motivasi spiritual, seseorang dengan motivasi spiritual tinggi biasanya cenderung memiliki kesadaran menghadirkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Aspek lain adalah aspek yang bersifat eksternal, biasanya berupa dukungan. Dukungan adalah bentuk perhatian yang diberikan pada seseorang sehingga dirinya merasa diterima lingkungannya. Seseorang dengan dukungan sosial tinggi tentu diyakini juga mampu memunculkan semangat meng­hadirkan tata nilai sosial yang diyakini benar, salah satunya agama.
BIAS JENDER DALAM MATERI AJAR AQIDAH AKHLAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH: Studi Analisis Bias Jender pada Bahasa dan Gambar Farikhah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.341 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1428

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bias jender pada gambar dan bahasa yang terdapat pada materi ajar Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah. Pemilihan buku ajar Madrasah Ibtidaiyah yang berperspektif jender adalah tindakan yang tepat, agar kekeliruan pola pikir kognitif dan bentukan afektif maupun psikomotoriknya tidak terlanjur jauh terinternalisasi dari kecakapan, sikap dan perilaku peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskrptif. Populasi penelitian ini adalah buku ajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 yang digunakan di Madrasah Ibtida­iyah di kota Salatiga, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Pono­rogo. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling, yaitu berupa buku ajar Aqidah Akhlak yang di­keluarkan oleh beberapa penerbit yang terbanyak digunakan MI di ketiga kota ter­sebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara meng­amati (observasi) secara cermat, yaitu mengidentifikasi ada tidaknya bias jender berdasarkan instrumen yang berupa lembar identifikasi bias jender yang berisi tentang paparan gambar-gambar dan kalimat-kalimat yang menunjukkan bias jender pada peran jender seperti peran produktif, reproduktif dan sosial. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis isi (content analysis), sarana tanda (sign-vechile) dan analisis wacana. Hasil penelitian terhadap gambar pada materi ajar Aqidah Akhlak mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, sebagian besar perempuan masih digambarkan pada gambar yang kecil dibandingkan dengan gambar jenis kelamin yang lain, diletakkan pada posisi dibelakang, masih mendapatkan peran yang kurang signifikan bahkan mendiskriditkan perempuan antara lain beberapa sikap negatif yang dilekatkan pada jenis kelamin perempuan. Pelabelan atau steriotipe terhadap per­empuan bahwa perempuan itu makhluk yang lemah, marginalisasi terhadap perempuan sehingga banyak digambarkan bahwa per­empu­an hanya bertindak sebagai pelayan keluarga, istri yang hanya melayani suami dan anak-anaknya, subordinasi terhadap hak per­empuan untuk menjadi anak yang pintar seperti juara kelas, sekolah, mencari nafkah masih jelas terlihat. Selain itu frekuensi gambar yang sering muncul dimasing-masing pelajaran masih didominasi oleh laki-laki. 
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KESADARAN BERAGAMA ANAK JALANAN Hasanah, Hasyim
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.853 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1432

Abstract

Kesadaran beragama merupakan salah satu unsur penting dalam ke­hidupan seseorang. Kesadaran beragama anak jalanan merupakan konseptualisasi watak keberagamaan yang dibentuk individu menjadi identitas personalnya. Kesadaran beragama yang berkembang saat ini dapat dipengaruhi banyak faktor, baik bersifat internal maupun eksternal. Anak jalanan dapat mengembangkan kesadaran beragama yang positif jika mampu memunculkan motivasi dan mendapat dukungan. Motivasi spiritual adalah salah satu jenis motivasi yang me­miliki kontribusi membangun kesadaran beragama, hal sama di­beri­­kan oleh dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kon­tribusi faktor internal dan eksternal dalam membentuk kesadaran ber­agama, yaitu aspek motivasional dan dukungan sosial. Aspek motiva­sional yang biasanya diarahkan pada tema keberagamaan adalah motivasi spiritual, seseorang dengan motivasi spiritual tinggi biasanya cenderung memiliki kesadaran menghadirkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Aspek lain adalah aspek yang bersifat eksternal, biasanya berupa dukungan. Dukungan adalah bentuk perhatian yang diberikan pada seseorang sehingga dirinya merasa diterima lingkungannya. Seseorang dengan dukungan sosial tinggi tentu diyakini juga mampu memunculkan semangat meng­hadirkan tata nilai sosial yang diyakini benar, salah satunya agama.
BIAS JENDER DALAM MATERI AJAR AQIDAH AKHLAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH: Studi Analisis Bias Jender pada Bahasa dan Gambar Farikhah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.341 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1428

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bias jender pada gambar dan bahasa yang terdapat pada materi ajar Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah. Pemilihan buku ajar Madrasah Ibtidaiyah yang berperspektif jender adalah tindakan yang tepat, agar kekeliruan pola pikir kognitif dan bentukan afektif maupun psikomotoriknya tidak terlanjur jauh terinternalisasi dari kecakapan, sikap dan perilaku peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskrptif. Populasi penelitian ini adalah buku ajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 yang digunakan di Madrasah Ibtida­iyah di kota Salatiga, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Pono­rogo. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling, yaitu berupa buku ajar Aqidah Akhlak yang di­keluarkan oleh beberapa penerbit yang terbanyak digunakan MI di ketiga kota ter­sebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara meng­amati (observasi) secara cermat, yaitu mengidentifikasi ada tidaknya bias jender berdasarkan instrumen yang berupa lembar identifikasi bias jender yang berisi tentang paparan gambar-gambar dan kalimat-kalimat yang menunjukkan bias jender pada peran jender seperti peran produktif, reproduktif dan sosial. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis isi (content analysis), sarana tanda (sign-vechile) dan analisis wacana. Hasil penelitian terhadap gambar pada materi ajar Aqidah Akhlak mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, sebagian besar perempuan masih digambarkan pada gambar yang kecil dibandingkan dengan gambar jenis kelamin yang lain, diletakkan pada posisi dibelakang, masih mendapatkan peran yang kurang signifikan bahkan mendiskriditkan perempuan antara lain beberapa sikap negatif yang dilekatkan pada jenis kelamin perempuan. Pelabelan atau steriotipe terhadap per­empuan bahwa perempuan itu makhluk yang lemah, marginalisasi terhadap perempuan sehingga banyak digambarkan bahwa per­empu­an hanya bertindak sebagai pelayan keluarga, istri yang hanya melayani suami dan anak-anaknya, subordinasi terhadap hak per­empuan untuk menjadi anak yang pintar seperti juara kelas, sekolah, mencari nafkah masih jelas terlihat. Selain itu frekuensi gambar yang sering muncul dimasing-masing pelajaran masih didominasi oleh laki-laki. 
MENGOBATI LUKA ANAK KORBAN PERCERAIAN MELALUI PEMAAFAN Hikmah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.367 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1433

Abstract

Stress bias terjadi dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun. Salah satu stress dirasakan oleh anak-anak. Sebagian besar anak yang tumbuh dalam keluarga yang bercerai akan mengalami stress berat beresiko mengembangkan masalah masalah perilaku misalnya juvenil delequency, mall adjusment dll. Pemaafan sangat dibutuhkan bagi anak untuk mengelola dan menanggulangi disstres yang dirasakan. Alur yang ditawarkan oleh pemaafan mengarahkan anak untuk menekankan jalan damai dan cinta kasih untuk mengatasi rasa sakit yang dialami. Anak tidak lagi menimpakan beban kesalahan pada orang lain, dan dapat melihat bahwa hal yang lebih penting adalah berusaha mencapai perasaan dan kondisi damai itu sendiri. Perlu upaya mengurangi perasaan dengan menggunakan faktor analisis, mendapatkan tiga aspek kesiapan memaafkan, yaitu pemaafan versus balas dendam, situasi pribadi dan sosial, dan halangan terhadap pemaafan.  

Page 1 of 3 | Total Record : 21